Demo Lanjutan 28 Agustus di Depan DPR, Massa Tuntut Turunkan Tunjangan hingga Lengserkan Sri Mulyani

Wamanews.id, 27 Agustus 2025 – Gelombang protes terkait kebijakan pemerintah dan Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) RI dipastikan belum mereda. Setelah aksi besar-besaran yang diwarnai kericuhan pada Senin (25/8/2025), massa dari berbagai elemen masyarakat berencana kembali turun ke jalan.
Berdasarkan informasi yang beredar, demonstrasi lanjutan akan digelar pada Kamis (28/8/2025) di depan Gedung DPR RI, Jakarta. Aksi kali ini digawangi oleh Forum AKSI yang akan bergabung bersama elemen mahasiswa, menandakan konsolidasi kekuatan untuk menyuarakan aspirasi mereka.
Penyelenggara aksi menetapkan titik kumpul di depan pintu masuk Gedung DPR di Jalan Gatot Subroto pada pukul 13.00 WIB. Seruan aksi yang beredar di media sosial menggarisbawahi empat tuntutan utama yang akan menjadi fokus demonstrasi kali ini. Tuntutan-tuntutan tersebut mencerminkan kekecewaan terhadap isu politik dan ekonomi yang sedang menghangat.
Berikut adalah empat tuntutan utama yang akan disuarakan:
- Bubarkan Danantara
- Turunkan tunjangan anggota DPR
- Lengserkan Menkeu Sri Mulyani yang disebut sebagai maestro pemungut pajak rakyat
- Lengserkan Gibran
Tuntutan-tuntutan ini menunjukkan bahwa massa aksi kini memiliki fokus yang lebih spesifik. Isu-isu yang diangkat, terutama mengenai tunjangan DPR dan posisi Menteri Keuangan, menunjukkan adanya kritik tajam terhadap kebijakan fiskal dan pengeluaran negara yang dianggap tidak berpihak pada rakyat.
Penjulukan Menkeu Sri Mulyani sebagai “maestro pemungut pajak rakyat” mencerminkan kemarahan publik terhadap beban pajak yang dirasa semakin memberatkan. Aksi yang direncanakan pada Kamis ini akan menjadi kelanjutan dari demonstrasi sebelumnya yang terjadi tiga hari lalu. Pada Senin (25/8/2025), demonstrasi di depan Gedung DPR/MPR RI, Senayan, Jakarta, diwarnai kericuhan.
Massa, yang turut diikuti oleh banyak anak sekolah, melakukan pelemparan ke arah gedung wakil rakyat. Polisi akhirnya harus memukul mundur massa yang dinilai sudah tidak kondusif, bahkan hingga ke Jembatan Penyeberangan Orang (JPO).
Tuntutan utama dalam aksi 25 Agustus adalah pembubaran DPR RI. Seruan kala itu bahkan mendesak Presiden Prabowo Subianto untuk mengeluarkan dekrit pembubaran lembaga legislatif tersebut.
Selain itu, ada pula tuntutan untuk mengusut dugaan korupsi yang melibatkan keluarga Presiden ke-7 RI Joko Widodo serta desakan untuk pemakzulan Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka. Tuntutan untuk melengserkan Gibran ini kembali muncul dalam seruan aksi lanjutan, menunjukkan isu ini menjadi salah satu agenda politik yang terus diperjuangkan oleh para demonstran.
Dengan adanya konsolidasi antara berbagai elemen, termasuk Forum AKSI dan mahasiswa, aksi 28 Agustus diprediksi akan menjadi demonstrasi yang tidak kalah masif. Ini adalah sinyal kuat bahwa gelombang protes di Jakarta tidak akan surut sebelum aspirasi mereka didengarkan.
Tuntutan untuk menurunkan tunjangan DPR dan melengserkan figur-figur kunci dalam pemerintahan menunjukkan semakin dalamnya kekecewaan publik terhadap kebijakan yang ada.







