Cegah Kerusakan Ekosistem, Dinas Perikanan Wajo Bentuk Tim Terpadu Perluas Pengawasan Illegal Fishing Hingga Teluk Bone

Wamanews.id, 17 November 2025 – Pemerintah Kabupaten Wajo, melalui Dinas Perikanan, mengambil langkah serius dalam menanggapi keluhan para nelayan tradisional terkait maraknya praktik illegal fishing di Danau Tempe.
Tindakan penangkapan ikan menggunakan setrum aki atau alat tangkap ilegal lainnya dinilai telah mencapai titik kritis, mengancam populasi ikan air tawar yang melimpah dan merusak ekosistem Danau Tempe secara keseluruhan.
Kepala Dinas Perikanan Wajo, Andi Cakunu, menegaskan bahwa penindakan dan pencegahan illegal fishing menjadi prioritas utama dinas, mengingat Danau Tempe adalah urat nadi kehidupan masyarakat pesisir.
“Danau Tempe sangat rawan dengan illegal fishing. Selama ini kami melaksanakan pengawasan alat tangkap ilegal dan penangkapan ikan,” kata Andi Cakunu, Minggu (16/11/2025).
Andi Cakunu menyoroti bahaya penggunaan setrum aki. Alat tangkap berbahaya ini tidak hanya membunuh secara acak, tetapi juga menimbulkan kerusakan jangka panjang pada ekosistem danau.
Jika dibiarkan, praktik illegal fishing akan menyebabkan penurunan drastis populasi ikan, padahal Danau Tempe dikenal sebagai danau yang dihuni berbagai jenis ikan air tawar yang melimpah.
Kerusakan lingkungan ini berimbas langsung pada aspek ekonomi. Mengingat mayoritas masyarakat di pesisir Danau Tempe berprofesi sebagai nelayan, kelestarian ekosistem danau adalah jaminan keberlangsungan mata pencaharian mereka.
“Danau Tempe ini dihuni berbagai jenis ikan air tawar dengan populasi yang melimpah. Karena itu, perlu kita jaga dari sekarang,” jelasnya.
Dalam upaya menghadapi tantangan illegal fishing yang kian marak, Dinas Perikanan Wajo kini membentuk tim terpadu dan akan meningkatkan intensitas pengawasan secara signifikan. Langkah ini diambil untuk memastikan bahwa tindakan pencegahan dan penindakan dapat berjalan efektif dan optimal di seluruh wilayah perairan Wajo.
Fokus pengawasan tidak hanya diintensifkan di Danau Tempe, tetapi juga diperluas ke wilayah perairan lain. Andi Cakunu menyebutkan bahwa pengawasan akan mencakup kawasan Teluk Bone, khususnya di kecamatan-kecamatan pesisir seperti Pitumpanua, Keera, Sajoanging, Takkalalla, dan Penrang. Perluasan wilayah operasi ini bertujuan untuk menutup celah dan jalur peredaran praktik illegal fishingdi seluruh Kabupaten Wajo.
Andi Cakunu menekankan bahwa keberhasilan operasi pengawasan dan pencegahan ini sangat bergantung pada sinergi dari semua pihak, tidak hanya aparat keamanan dan pemerintah. Ia secara khusus mengimbau masyarakat, terutama para nelayan tradisional, untuk berpartisipasi aktif dalam menjaga danau mereka.
“Kami berharap masyarakat dapat melaporkan kepada tim jika menemukan aktivitas illegal fishing. Pengawasan dan pencegahannya membutuhkan sinergi dari semua pihak,” tutupnya, menyerukan pentingnya kesadaran kolektif dalam melestarikan Danau Tempe.







