Aktifkan notifikasi untuk dapat update setiap hari!

SulSel

Investasi Miliaran! Sulsel & Oceva Bangun Pabrik Rumput Laut Raksasa di Takalar 

Wamanews.id, 10 Juni 2025 – Pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan (Pemprov Sulsel) menunjukkan keseriusannya dalam mendorong investasi sektor maritim dengan menggandeng Oceva Indonesia untuk membangun pabrik pengolahan rumput laut skala besar. 

Rencana ambisius ini ditargetkan mulai terealisasi dalam enam bulan ke depan. Oceva, sebuah perusahaan nasional yang fokus pada hilirisasi hasil laut, tengah menyusun strategi investasi yang diklaim bakal membawa dampak besar terhadap ekonomi lokal, terutama bagi para petani rumput laut di Sulawesi Selatan.

Menurut Kepala Dinas Penanaman Modal dan PTSP Sulsel, Jufri Rahman, langkah pertama untuk memulai pembangunan pabrik ini adalah melalui penandatanganan nota kesepahaman (MoU) antara Oceva dan Pemprov Sulsel.

“Investasi seperti ini butuh dukungan resmi. Karena itu harus ada MoU dulu, lalu diterbitkan surat dukungan yang ditandatangani kepala daerah,” jelas Jufri, Senin (9/6/2025).

Jufri juga mengusulkan Kabupaten Takalar sebagai lokasi utama pabrik, mengingat daerah ini merupakan salah satu penghasil rumput laut terbesar di Indonesia.

“Mereka butuh lahan minimal 11 hektare. Saya sarankan Takalar karena dekat dengan bahan baku, jadi biaya mobilisasi bisa ditekan,” ujarnya.

Provinsi Sulawesi Selatan memang dikenal sebagai pusat produksi rumput laut nasional. Kabupaten Takalar, Maros, Pangkep, Bone, hingga Selayar berkontribusi besar dalam pasokan rumput laut Indonesia. Sebagian besar hasilnya diekspor ke Tiongkok, Jepang, dan Eropa.

Dalam kesempatan audiensi bersama Pemprov Sulsel, Founder Oceva Indonesia, Fahrana Amelia Lubis, memaparkan bahwa rencana ini merupakan bagian dari strategi jangka panjang perusahaannya sejak tahun lalu.

“Kami bertemu pemerintah provinsi untuk memperkuat rencana investasi industri rumput laut, khususnya di Takalar dan Maros. Dukungan ini penting agar investasi asing bisa masuk dan berjalan lancar,” ujar Fahrana.

Fahrana menyebut bahwa Makassar dipilih sebagai pusat pilot project karena sekitar 65 persen produksi rumput laut nasional berasal dari Sulsel.

“Makassar dan sekitarnya sangat strategis untuk hilirisasi rumput laut. Ini langkah penting menuju kedaulatan industri kelautan kita,” tambahnya.

Pabrik ini nantinya tidak hanya akan menjadi pusat produksi, tetapi juga membuka banyak lapangan kerja dan mendorong pemerataan ekonomi masyarakat pesisir. Oceva menjanjikan sistem bisnis yang berkeadilan, agar manfaat industri tidak hanya dirasakan oleh investor tetapi juga petani rumput laut lokal.

Jika proyek ini berhasil, Oceva berencana mengembangkan model serupa ke provinsi lain yang juga menjadi sentra penghasil rumput laut.

“Kita ingin ekosistem ini bisa direplikasi di daerah lain. Prinsipnya harus adil dan membawa kesejahteraan bagi masyarakat,” tutup Fahrana.

Dengan rencana besar ini, Sulawesi Selatan berpeluang menjadi pionir hilirisasi industri rumput laut nasional, sekaligus membuka babak baru dalam investasi maritim yang berkelanjutan.

Penulis

Related Articles

Back to top button