7 Tentara Israel Ditahan atas Dugaan Pelecehan Seksual dan Sodomi Terhadap Junior

Wamanews.id, 10 Juli 2025 – Di tengah bayang-bayang perang Gaza yang tak kunjung usai dan tekanan internasional yang semakin berat, militer Israel (IDF) kembali diguncang skandal memalukan yang merusak citra internal mereka.
Tujuh tentara dari unit pertahanan udara elit Arrow dilaporkan telah ditangkap atas tuduhan melakukan pelecehan seksual yang keji terhadap rekan mereka yang lebih junior. Tuduhan yang paling serius bahkan menyebutkan adanya tindakan sodomi yang berlangsung selama berbulan-bulan.
Pengadilan militer Israel telah bergerak cepat dengan memperpanjang masa penahanan terhadap ketujuh tersangka. Vonis sementara telah menjatuhkan tambahan enam hari penahanan untuk memfasilitasi penyelidikan yang lebih mendalam. Selain tuduhan sodomi, para pelaku juga menghadapi dakwaan serius lainnya, termasuk pelecehan, kekerasan, dan pengancaman.
Sebagaimana dilaporkan oleh harian Yedioth Ahronoth pada Kamis (10/7/2025), “Pelanggaran dilakukan selama enam bulan terakhir sebagai bagian dari praktik senioritas. Dugaan mencakup tindakan sodomi yang terjadi selama beberapa pekan.” Laporan ini mengindikasikan adanya praktik budaya senioritas yang disalahgunakan untuk melakukan tindakan keji.
Skandal ini muncul di waktu yang sangat krusial bagi militer Israel. Bulan lalu, IDF menghadapi serangan rudal dan drone besar-besaran dari Iran, yang meskipun sebagian besar berhasil dicegat, tetap menyebabkan kerusakan pada infrastruktur vital. Kejahatan yang terjadi di satuan pertahanan udara ini yang seharusnya menjadi benteng kedaulatan negara menjadi ironi yang menyakitkan.
Peristiwa ini menampar keras klaim militer Israel sebagai institusi yang sangat disiplin dan tertata. Apalagi, laporan menyebutkan bahwa tindakan bejat ini dilakukan oleh tentara aktif, yang seharusnya menjadi teladan, dalam sebuah satuan yang dianggap elit. Hal ini menimbulkan pertanyaan serius mengenai pengawasan internal dan integritas moral di dalam tubuh militer.
Skandal pelecehan seksual ini semakin memperburuk citra angkatan bersenjata Israel di mata dunia, terutama di tengah sorotan tajam akibat agresi militer mereka di Jalur Gaza. Sejak Oktober 2023, Israel telah dituduh melakukan kejahatan perang dan genosida terhadap warga Palestina, memicu gelombang kecaman internasional.
Situasinya semakin rumit setelah Pengadilan Kriminal Internasional (ICC) tahun lalu mengeluarkan surat perintah penangkapan terhadap Perdana Menteri Benjamin Netanyahu dan mantan Menteri Pertahanan Yoav Gallant atas dugaan kejahatan perang. Bersamaan dengan itu, Mahkamah Internasional (ICJ) juga tengah memproses gugatan genosida terhadap pemerintah Israel.
Pelanggaran moral dan hukum dalam institusi militer bukanlah hal baru di Israel. Namun, kasus sodomi yang melibatkan tujuh personel aktif dari unit strategis menjadi catatan kelam tersendiri yang tidak dapat dimaafkan.
Di saat perang masih berkecamuk, dan opini global kian memojokkan, militer Zionis kini harus berhadapan dengan ancaman internal: potensi “kebusukan budaya kekerasan dan impunitas” yang dapat menggerogoti kepercayaan dari dalam dan luar negeri. Hingga kini, baik Pemerintah Israel maupun IDF belum mengeluarkan pernyataan resmi terkait kasus yang mengejutkan ini.
Sementara itu, berbagai lembaga hak asasi manusia mendesak agar proses pengusutan dilakukan secara terbuka, transparan, dan tidak ditutup-tutupi, demi menjaga martabat korban dan menegakkan keadilan yang sejati. Publik menunggu tindakan tegas dan komitmen serius untuk membersihkan institusi militer dari praktik-praktik tercela ini.







