Aktifkan notifikasi untuk dapat update setiap hari!

Kesehatan

Dikira Lebih Aman, Ternyata Vape Sama Berbahayanya dengan Rokok Biasa!

Wamanews.id, 9 Juni 2025 – Selama ini vape atau rokok elektrik sering dipromosikan sebagai alternatif “lebih sehat” dibanding rokok tembakau. Namun, anggapan tersebut ternyata salah besar. Dalam kenyataannya, vape menyimpan risiko kesehatan yang sama seriusnya, bahkan bisa menyebabkan kerusakan paru-paru jangka panjang.

Menurut dokter spesialis paru dari Rumah Sakit Universitas Indonesia (RSUI), dr. Aditya Wirawan, kandungan dalam cairan vape terbukti berbahaya dan tidak bisa dianggap lebih aman hanya karena teknologinya lebih modern. “E-cigarette atau vape tetap mengandung zat-zat yang membahayakan kesehatan. Bukan berarti karena bentuknya canggih lalu menjadi lebih sehat,” tegasnya.

Vape bekerja dengan cara memanaskan cairan (liquid) yang biasanya mengandung propylene glycol dan glycerol. Dua zat ini, meski umum ditemukan dalam produk makanan dan kosmetik, dapat menjadi pemicu kerusakan paru-paru jika dihirup dalam jangka panjang.

Salah satu risiko yang ditakutkan dari penggunaan vape adalah munculnya kondisi popcorn lung disease, yaitu peradangan pada bronkiolus bagian terkecil dari saluran udara di paru-paru. Penyakit ini dapat membuat napas menjadi berat, sesak, dan bahkan sulit diobati.

Vape juga dikenal dengan berbagai rasa menarik seperti buah-buahan atau karamel. Sayangnya, rasa yang menggoda ini ternyata menyimpan bahaya tersendiri. Cairan vape umumnya tetap mengandung nikotin, zat adiktif yang dapat memicu kecanduan, tekanan darah tinggi, dan gangguan pada sistem pernapasan.

“Campuran nikotin dan perisa ini bisa menimbulkan iritasi pada saluran pernapasan dan meningkatkan risiko peradangan,” tambah Aditya.

Baik vape maupun rokok konvensional menghasilkan asap yang dapat membahayakan kesehatan. Asap tersebut bisa melumpuhkan silia, rambut-rambut halus di dalam saluran pernapasan yang berfungsi menyaring debu dan kotoran dari udara yang kita hirup.

Akibatnya, perokok baik aktif maupun pasif rentan mengalami batuk kronis, sesak napas, dan gejala mengi (napas berbunyi). Jika dibiarkan, dalam jangka panjang risiko penyakit paru seperti Penyakit Paru Obstruktif Kronis (PPOK), bronkitis kronis, hingga asma bisa meningkat drastis.

Fakta yang mengejutkan lainnya adalah asap dari rokok dan vape tidak hanya berbahaya saat terhirup langsung. Asap ini dapat menempel di permukaan benda seperti pakaian, sofa, tirai, dan dinding. Kondisi ini dikenal sebagai thirdhand smoke, dan tetap berisiko bagi anak-anak dan lansia yang tinggal di rumah yang sama dengan perokok.

Jangan kira yang berisiko hanya mereka yang merokok. Perokok pasif mereka yang terpapar asap tanpa merokok sendiri juga menanggung risiko yang sama beratnya. Menurut data, sekitar 15–20 persen perokok pasif bisa mengalami gangguan paru-paru serius jika terpapar dalam jangka panjang.

Dampaknya bisa berupa menurunnya kualitas hidup, kambuhnya penyakit pernapasan, hingga meningkatkan risiko kematian dini.Pesan penting dari para ahli adalah: berhenti merokok, termasuk vape, secepat mungkin. Terlepas dari bentuk dan kemasannya, semua produk tembakau dan nikotin membawa risiko serius bagi kesehatan. Mengganti rokok dengan vape bukan solusi, justru bisa menjadi pintu baru menuju gangguan pernapasan kronis.

Bagi Anda yang sedang berusaha berhenti, carilah bantuan medis, konseling, atau komunitas pendukung. Jangan ragu untuk berkonsultasi dengan dokter spesialis paru agar proses berhenti merokok bisa lebih efektif dan aman.

Penulis

Related Articles

Back to top button