Peringkat Kebebasan Ekonomi Indonesia Naik ke-65, CME Apresiasi Disiplin Fiskal dan Moneter

Wamanews.id, 8 Oktober 2025 – Kabar positif datang dari kancah ekonomi global. Dalam laporan terbaru Economic Freedom of the World 2025 yang dirilis oleh Fraser Institute, posisi Indonesia dalam Indeks Kebebasan Ekonomi tercatat mengalami peningkatan yang patut diapresiasi. Berdasarkan data tahun 2023, Indonesia kini menempati peringkat ke-65 dari 165 negara dan wilayah dengan skor 6,96, naik dua tingkat dari peringkat 67 pada tahun sebelumnya.
Center for Market Education (CME), mitra Fraser Institute untuk Indonesia, menyoroti bahwa peningkatan ini merupakan cerminan dari kemajuan kebijakan domestik, terutama pada dua indikator utama.
CME melalui Chief Economist-nya, Alvin Desfiandi, menggarisbawahi dua keberhasilan Indonesia yang signifikan di tengah tantangan global:
- Ukuran Pemerintah (Skor 8,40): Indonesia berada di peringkat 9 dunia, naik dua posisi dari peringkat 11 pada tahun 2022. Capaian ini menunjukkan keberhasilan pemerintah dalam mengendalikan belanja, mengurangi campur tangan negara, dan menciptakan pemerintahan yang lebih ramping.
- Stabilitas Moneter (Skor 8,99): Indonesia menempati peringkat 37 global. Meskipun turun dari posisi 20 pada 2022, skor yang tinggi ini tetap mencerminkan upaya Bank Indonesia dan otoritas fiskal dalam mengendalikan pertumbuhan suplai uang dan menjaga inflasi pada tingkat yang relatif rendah.
Menurut Alvin Desfiandi, keberhasilan pada dua sektor ini patut diapresiasi karena mencerminkan kemajuan kebijakan yang disiplin. “Sesungguhnya, capaian positif dalam ukuran pemerintah dan stabilitas moneter patut diapresiasi karena mencerminkan kemajuan kebijakan. Hanya dengan disiplin fiskal dan moneter, ketahanan ekonomi dapat diperkuat di tengah ketidakpastian global,” ujar Alvin di Jakarta, Rabu (8/10/2025).
Namun, CME juga mewanti-wanti agar capaian positif ini tidak membuat pemerintah berpuas diri. Disiplin fiskal dan moneter harus terus dijaga, terutama di tengah derasnya tren populisme yang berpotensi mendorong belanja besar-besaran dan menggerus stabilitas.
Alfian Banjaransari, Country Manager CME untuk Indonesia, menambahkan bahwa keberhasilan mencapai stabilitas moneter dan ukuran pemerintah yang lebih ramping sebetulnya telah memberikan ruang reformasi yang besar. Ruang inilah yang harus dimanfaatkan untuk mengatasi indikator-indikator yang masih menjadi penghambat utama kemajuan Indonesia.
Peningkatan peringkat ke-65 menunjukkan bahwa Indonesia berdaya dalam mengambil keputusan ekonomi secara mandiri, meskipun kemajuan ini sempat tergerus tajam akibat pandemi Covid-19. Dengan menjaga disiplin dan memanfaatkan ruang reformasi yang ada, ketahanan dan daya saing ekonomi Indonesia dipastikan dapat semakin kuat di tahun-tahun mendatang.