Aktifkan notifikasi untuk dapat update setiap hari!

News

Kesejahteraan Rakyat Kunci Harmoni: Pelajaran G30S/PKI untuk Gerakan Gotong Royong Masa Kini 

Wamanews.id, 30 September 2025 – Peringatan G30S/PKI (Gerakan Tigapuluh September/Partai Komunis Indonesia) harus dimaknai sebagai pengingat abadi bahwa stabilitas ideologi negara sangat bergantung pada keseimbangan sosial dan ekonomi rakyat. 

Tragedi ini bukan hanya tentang konflik ideologi di masa lalu, tetapi merupakan pelajaran kritis bahwa kemakmuran dan kesejahteraan rakyat” adalah kunci terwujudnya harmoni negeri.

Tanpa adanya kemakmuran dan kesejahteraan yang merata, rakyat akan berada dalam kondisi panas. Api ketidakadilan ekonomi dan sosial akan membakar dan meningkatkan suhu panas emosi ketidakpuasan rakyat. Situasi rapuh seperti inilah yang selalu rawan dikendarai oleh kelompok-kelompok yang menghalalkan kekerasan dalam meraih kuasa, seperti yang terjadi dalam peristiwa G30S/PKI.

Tragedi G30S/PKI mengajarkan bahwa penindasan atau pengabaian terhadap sila Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia dapat menciptakan celah yang besar bagi perpecahan. Ketika rakyat merasa tertinggal, terpinggirkan, atau tidak adil secara ekonomi, fondasi persatuan akan goyah. 

Oleh karena itu, tugas utama bangsa saat ini adalah memastikan pemerataan pembangunan dan keadilan ekonomi sebagai benteng pertahanan paling efektif terhadap ideologi ekstrem. Peristiwa di masa lampau itu membuktikan bahwa setiap gerakan yang menggunakan kekerasan akan berujung pada penderitaan massal, merusak toleransi, dan menciptakan jurang dendam. 

Kekerasan, yang lahir dari ego kekuasaan yang buta terhadap nilai kemanusiaan, selalu berujung pada kehancuran pelakunya sendiri, yang sekaligus menegaskan makna “kuasa” di atas segala “kuasa” sebagaimana termaktub dalam sila pertama Pancasila, Ketuhanan Yang Maha Esa.

Di era kekinian, hikmah G30S/PKI mengarahkan pada sebuah panggilan aksi kolektif. Seluruh komponen negeri, dan terutama generasi muda, diharapkan menjadi pelopor dan penggerak “gotong royong” untuk membangun harmoni negeri.

Gotong royong masa kini harus diartikan sebagai kerja sama dalam tiga pilar utama:

  1. Mengedepankan Dialog dan Toleransi: Menyelesaikan perbedaan pandangan dan politik melalui musyawarah, bukan kekerasan.
  2. Mengamalkan dan Melestarikan Nilai-Nilai Pancasila: Menjadikan Pancasila sebagai panduan moral dan etika, bukan sekadar simbol.
  3. Terdepan Merangkul Mereka yang Tertinggal: Berpartisipasi aktif dalam mengatasi kesenjangan pembangunan dan memastikan keadilan sosial dirasakan oleh seluruh lapisan masyarakat.

Masa depan Indonesia bergantung pada kemampuan generasi muda untuk menerjemahkan nilai-nilai Pancasila dari Kemanusiaan hingga Keadilan Sosial ke dalam tindakan nyata. Dengan berfokus pada pembangunan yang inklusif dan kesejahteraan rakyat, bangsa akan mampu memadamkan “api ketidakpuasan” dan mengokohkan fondasi persatuan menuju masyarakat yang adil, makmur, dan sejahtera.

Penulis

Related Articles

Back to top button