13 Wilayah Indonesia Timur Terdeteksi Tsunami Dampak Gempa M 8,7 Rusia, BMKG Ungkap Ketinggian Gelombang

Wamanews.id, 31 Juli 2025 – Kabar mengejutkan datang dari Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG). Sebanyak 13 wilayah di Indonesia timur dilaporkan telah terdeteksi mengalami tsunami. Fenomena ini merupakan dampak ikutan dari gempa bumi berkekuatan Magnitudo (M) 8,7 yang mengguncang Rusia. Deteksi tsunami ini mencakup sejumlah daerah di Sulawesi Utara (Sulut) hingga Papua, menimbulkan kekhawatiran akan potensi dampak lebih lanjut.
Direktur Gempa Bumi dan Tsunami BMKG, Daryono, menjelaskan bahwa hingga Rabu (30/7/2025) pukul 20.00 WIB, tercatat adanya 52 aktivitas gempa bumi susulan (aftershock). Magnitudo gempa susulan terbesar mencapai M 6,9, sementara yang terkecil M 4,7. Intensitas gempa susulan ini menunjukkan aktivitas seismik yang masih tinggi setelah gempa utama di Rusia.
Daryono memaparkan hasil observasi pengamatan tinggi muka laut melalui tsunami gauge di berbagai lokasi, termasuk di luar Indonesia, sebelum akhirnya mencapai wilayah Tanah Air. Data tersebut memberikan gambaran jelas mengenai sebaran dan ketinggian gelombang tsunami.
Berikut adalah catatan observasi tinggi muka laut akibat tsunami:
Tsunami Gauge Global:
- Petropavlovsk, Rusia (07:00 WIB): 0.1 meter
- Nikol Skoe, Rusia (07:17 WIB): 0.3 meter
- Hanasaki, Jepang (08:16 WIB): 0.3 meter
- Kushiro, Jepang (08:30 WIB): 0.1 meter
- Ofunato, Jepang (08:47 WIB): 0.4 meter
- Chichijima, Jepang (10:00 WIB): 0.1 meter
- Saipan, USA (11:30 WIB): 0.1 meter
- Guam, USA (11:40 WIB): 0.1 meter
- Hanalai, Hawai (12:20 WIB): 1.0 meter
- Haleiwa, Hawai (12:35 WIB): 1.5 meter
- Legaspi, Filipina (13:23 WIB): 0.07 meter
- Lombrom, Papua Nugini (14:02 WIB): 0.3 meter
Gelombang tsunami kemudian tiba di wilayah Indonesia Timur dengan ketinggian bervariasi antara 0,06 meter hingga 0,5 meter. Deteksi ini menunjukkan bahwa dampak gempa Rusia memang menjalar hingga ribuan kilometer ke selatan.
Tsunami Wilayah Indonesia Timur (13 Titik):
- Jayapura DOK II, Papua (14:14 WIB): 0.3 meter
- Pelabuhan Tapaleo, Halmahera Tengah (14:15 WIB): 0.1 meter
- Sarmi, Papua (14:20 WIB): 0.5 meter (Ketinggian tertinggi di Indonesia)
- Sorong, Papua Barat (14:35 WIB): 0.2 meter
- Depapre Jayapura, Papua (14:45 WIB): 0.3 meter
- Sausapor, Papua Barat (15:04 WIB): 0.3 meter
- Pelabuhan Beo Talaud, Sulawesi Utara (15:14 WIB): 0.06 meter
- Pelabuhan Daeo Majiko, Morotai, Maluku Utara (15:17 WIB): 0.08 meter
- Manokwari, Papua Barat (14:23 WIB): 0.15 meter
- Gebe, Maluku Utara (14:57 WIB): 0.11 meter
- Bitung, Sulawesi Utara (14:20 WIB): 0.21 meter
- Manado, Sulawesi Utara (16:42 WIB): 0.08 meter
- Likupang, Sulawesi Utara (17:20 WIB): 0.14 meter
Meskipun ketinggian tsunami yang terdeteksi di Indonesia Timur relatif kecil dibandingkan dengan potensi tsunami yang merusak, deteksi ini menjadi pengingat penting akan konektivitas seismik global. Gempa besar di satu belahan dunia dapat memicu gelombang yang melintasi samudra hingga ke wilayah yang jauh.
BMKG terus memantau perkembangan situasi dan mengimbau masyarakat di wilayah pesisir yang terdeteksi tsunami untuk tetap waspada dan mengikuti arahan dari pihak berwenang. Sistem peringatan dini tsunami BMKG telah bekerja dengan baik dalam mendeteksi dan menginformasikan kejadian ini.
Kesiapsiagaan menjadi kunci. Edukasi publik tentang jalur evakuasi, tanda-tanda alam tsunami, dan pentingnya mengikuti informasi resmi dari BMKG adalah langkah vital untuk meminimalkan risiko dan dampak yang mungkin terjadi di masa depan. Kejadian ini menegaskan urgensi untuk terus meningkatkan kapasitas mitigasi bencana di seluruh wilayah Indonesia, terutama di daerah rawan seperti Indonesia Timur.







