Darurat Sanitasi, 58 Juta Warga Indonesia Masih BABS

Wamanews.id, 12 Mei 2025 – Fakta memilukan kembali mencuat 58 juta penduduk Indonesia masih buang air sembarangan (BABS). Akibatnya, ratusan ribu anak meninggal setiap tahun akibat penyakit yang sebenarnya bisa dicegah, seperti diare dan tifus.
Dalam sebuah utas viral dari akun X @valiisaa (11/5/2025), disebutkan bahwa sanitasi bukan sekadar fasilitas toilet.
“Sanitasi itu nyawa, martabat, dan masa depan,” tulisnya. la menambahkan, 2 miliar orang di dunia masih BABS, dan banyak dari mereka kehilangan nyawa setiap hari karena sanitasi buruk.
Menurut WHO, 1 anak meninggal setiap 2 menit karena diare. Mirisnya, 3 dari 10 orang bahkan tak bisa cuci tangan dengan sabun, padahal itu langkah paling dasar dalam menjaga ke bersihan.
Sementara itu, UNICEF mencatat bahwa 1 dari 6 anak di Indonesia tidak punya akses air minum bersih. Situasi ini memicu stunting, penyebaran penyakit menular, hingga kerusakan lingkungan akibat pencemaran air tanah.
Tak hanya itu, 500 juta perempuan di dunia kesulitan menjaga kebersihan saat menstruasi. Di Indonesia, 1 dari 6 anak perempuan terpaksa absen sekolah saat haid, karena tidak ada toilet aman di sekolah mereka.
Data dari UNDP mengungkap, 75% sungai di Indonesia tercemar berat, sebagian besar disebabkan oleh limbah rumah tangga yang tidak terolah.
Hal ini berdampak pada kesehatan, (71% kematian akibat sanitasi buruk), pendidikan, hingga kerugian ekonomi sebesar 1,2 juta dolar per tahun.
Fakta sejarah memperkuat pentingnya sanitasi. Pada tahun 1847, dr. Ignaz Semmelweis membuktikan bahwa mencuci tangan dapat menekan angka kematian ibu melahirkan. Namun dunia baru percaya setelah ia wafat.
Jika tidak segera ditangani, buruknya sanitasi akan menciptakan lingkaran kemiskinan, pendidikan terhambat, dan kematian yang seharusnya bisa dicegah.
Langkah-langkah yang perlu segera diambil:
- Membangun toilet bersih dan aman
- Edukasi cuci tangan dan kebersihan pribadi
- Akses air bersih berkelanjutan
- Pengelolaan limbah rumah tangga
Masyarakat juga bisa ikut andil. Mulai dari mengedukasi tetangga, membantu pembangunan sanitasi di sekolah-sekolah desa, hingga mendukung kebijakan publik soal lingkungan bersih.
Karena sanitasi bukan sekadar fasilitas, ini adalah dasar peradaban. Tanpa sanitasi, tak ada kesehatan, tak ada pendidikan, tak ada masa depan.







