Waspada Tekanan Harga! Ekonom Bright Institute Peringatkan Ancaman Kenaikan Inflasi di Akhir Tahun

Wamanews.id, 6 Oktober 2025 – Dunia usaha dan masyarakat umum patut meningkatkan kewaspadaan terkait stabilitas harga, menyusul peringatan yang dilontarkan oleh Profesor Awalil Rizky, Ekonom dari Bright Institute.
Dalam pernyataan terbarunya, Profesor Awalil memberikan perhatian serius pada indikasi kuat adanya ancaman peningkatan inflasi yang diperkirakan akan terjadi dalam beberapa bulan ke depan, sebuah tantangan besar bagi pemerintah dalam menjaga daya beli masyarakat menjelang akhir tahun.
Peringatan yang disampaikan melalui akun X pribadi Profesor Awalil Rizky tersebut didasarkan pada data historis dan tren terkini. Menurutnya, meskipun saat ini inflasi masih dianggap terkendali, tekanan ke atas sudah mulai terasa dan tidak bisa diabaikan.
Profesor Awalil Rizky menjadikan capaian inflasi pada September 2025 sebagai bukti awal adanya tekanan harga yang sedang membangun. Ia mencatat bahwa inflasi tahunan (year-on-year) telah menyentuh angka 2,65%.
“Inflasi tahunan (y-on-y) sebesar 2,65% pada September 2025. Relatif tinggi dibanding inflasi tahunan pada bulan September beberápa tahun terakhir,” cuit Profesor Awalil, yang dikutip pada Senin (6/10/2025).
Analisis historis ini penting karena angka 2,65% menunjukkan bahwa tekanan harga pada tahun ini sudah berada di level yang tidak biasa untuk bulan September, hanya sedikit di bawah tingkat lonjakan harga yang terjadi pada September 2022. Tingkat inflasi yang relatif tinggi ini menjadi fondasi bagi prediksi adanya ancaman kenaikan lanjutan, menuntut respons kebijakan yang lebih proaktif dan terukur dari Bank Indonesia maupun tim ekonomi pemerintah.
Kewaspadaan yang disuarakan oleh Ekonom Bright Institute ini berfokus pada potensi gelombang inflasi yang akan datang. Dalam situasi di mana inflasi sudah berada di tingkat 2,65%, ancaman peningkatan di bulan-bulan berikutnya memerlukan koordinasi kebijakan yang sangat erat.
Otoritas moneter, Bank Indonesia, harus memastikan kebijakan suku bunga acuannya mampu mengerem laju kenaikan harga tanpa terlalu menghambat momentum pertumbuhan ekonomi. Di sisi fiskal, pemerintah perlu menjaga stabilitas pasokan, terutama untuk komoditas pangan dan energi, yang kerap menjadi pemicu utama kenaikan inflasi.
Adanya indikasi peningkatan ini memberikan waktu kepada regulator untuk menyiapkan langkah-langkah pencegahan, seperti intervensi pasar atau pemberian subsidi yang tepat sasaran, sebelum ancaman inflasi benar-benar terjadi.
Dalam konteks sosial, peringatan ini menjadi sinyal penting bagi masyarakat untuk mengelola keuangan dengan bijak. Kenaikan inflasi yang diwanti-wanti oleh Profesor Awalil Rizky secara langsung dapat mengikis nilai riil pendapatan, membuat perencanaan anggaran rumah tangga menjadi semakin menantang. Dengan adanya peringatan ini, diharapkan kesadaran publik terhadap isu stabilitas harga juga dapat meningkat.