Aktifkan notifikasi untuk dapat update setiap hari!

Lifestyle

Tidur Siang Anda Bisa Jadi Alarm Penyakit Serius dan Peningkat Risiko Kematian, Simak Penjelasan Pakar

Wamanews.id, 25 Juni 2025 – Tidur siang seringkali dianggap sebagai kemewahan atau sekadar cara untuk mengusir rasa kantuk. Namun, sebuah studi revolusioner yang diterbitkan dalam jurnal Sleep telah mengubah pandangan tersebut. Penelitian ini mengungkapkan bahwa durasi dan waktu tidur siang Anda mungkin memiliki kaitan signifikan dengan risiko kesehatan jangka panjang, bahkan berpotensi memengaruhi risiko kematian. 

Laporan dari Health menyoroti temuan ini, yang didapatkan dari observasi pola tidur siang puluhan ribu orang dewasa. Metodologi penelitian ini sangat menarik karena menggunakan data objektif. 

Para peneliti menganalisis informasi dari alat pelacak aktivitas yang digunakan oleh lebih dari 86 ribu orang dewasa berusia antara 43 hingga 79 tahun, yang tidak bekerja shift. Alat ini merekam secara akurat waktu istirahat mereka selama tujuh hari, termasuk periode tidur siang yang terjadi antara pukul 09.00 hingga 19.00. Pendekatan ini meminimalkan bias yang seringkali muncul dari laporan diri subjektif dalam penelitian-penelitian sebelumnya.

Hasilnya cukup mengejutkan: ditemukan hubungan kuat antara tidur siang yang terlalu lama, pola tidur siang yang tidak teratur, dan tidur siang yang terjadi di tengah hari hingga sore awal dengan peningkatan risiko kematian. Meskipun studi ini belum sepenuhnya melewati proses peer review, komunitas ilmiah mengakui kekuatan metodologinya yang mengandalkan data objektif, memberikan validitas lebih tinggi pada temuannya.

Selama ini, fokus utama penelitian tentang tidur selalu tertuju pada tidur malam. Namun, Chenlu Gao, PhD, peneliti utama dari Massachusetts General Hospital, memutuskan untuk menyelidiki tidur siang karena yakin bahwa kebiasaan ini dapat memberikan petunjuk krusial tentang kesehatan seseorang. 

“Bukan cuma soal tidur siang atau tidak, tetapi juga durasi, pola, dan waktu terjadinya tidur siang ternyata bisa menjadi indikator masalah kesehatan,” ujar Gao. Ini menunjukkan bahwa tubuh mungkin menggunakan tidur siang sebagai mekanisme kompensasi atau sebagai sinyal adanya ketidakseimbangan internal.

Dalam periode tindak lanjut penelitian selama 11 tahun, tercatat sebanyak 5.819 peserta meninggal dunia. Analisis lebih lanjut mengungkap tiga faktor tidur siang yang paling berkorelasi dengan peningkatan risiko kematian tersebut:

  1. Durasi tidur siang yang berlebihan.
  2. Variabilitas atau inkonsistensi dalam pola tidur siang.
  3. Waktu tidur siang yang bergeser ke paruh kedua hari (siang menuju sore).

Penting untuk digarisbawahi, temuan ini tidak mengklaim bahwa tidur siang secara langsung menyebabkan kematian. Sebaliknya, para ahli berpendapat bahwa tidur siang yang tidak sehat bisa menjadi gejala atau tanda adanya kondisi medis yang mendasarinya dan belum terdiagnosis. 

Sebagai contoh, seseorang yang terus-menerus merasa sangat lelah di siang hari dan memerlukan tidur siang yang panjang bisa jadi mengidap sleep apnea, suatu gangguan di mana napas berhenti berulang kali saat tidur malam, menyebabkan tubuh tidak mendapatkan istirahat yang cukup. Selain itu, kondisi seperti penyakit jantung, gangguan metabolik, atau masalah tiroid juga bisa memicu kelelahan kronis yang membuat seseorang cenderung tidur siang lebih lama.

“Orang yang sering mengantuk di siang hari mungkin memiliki kondisi yang belum terdiagnosis,” kata Dr. Neal Walia, seorang pakar gangguan tidur dari UCLA Health. Ia menyarankan agar pola tidur siang yang tidak biasa tidak diabaikan, karena bisa menjadi “bendera merah” untuk masalah kesehatan yang memerlukan intervensi medis.

Dr. Michelle Drerup dari Cleveland Clinic menjelaskan bahwa tidur siang yang terlalu panjang atau tidak teratur dapat mengganggu ritme sirkadian tubuh. Ritme sirkadian adalah jam internal tubuh yang mengatur siklus tidur-bangun dan banyak fungsi fisiologis lainnya. Gangguan pada ritme ini dapat memiliki efek domino, memengaruhi metabolisme, memicu stres pada sistem kardiovaskular, dan meningkatkan risiko inflamasi sistemik semua faktor yang telah terbukti berkaitan dengan peningkatan risiko berbagai penyakit kronis dan kematian dini.

Tidak selalu. Bagi mereka yang bekerja shift, atau yang mengalami kekurangan tidur di malam hari, tidur siang singkat (sekitar 20-30 menit) yang dilakukan di awal siang (misalnya, sebelum pukul 15.00) dapat sangat bermanfaat untuk meningkatkan kewaspadaan dan kinerja kognitif tanpa mengganggu tidur malam. 

Namun, jika Anda menemukan diri Anda seringkali tidur siang lebih dari waktu yang disarankan, atau merasa kantuk yang tak tertahankan sepanjang hari meskipun sudah cukup tidur di malam hari, ini adalah sinyal penting untuk segera berkonsultasi dengan dokter. Diagnosis dini dan penanganan yang tepat dapat mencegah komplikasi kesehatan yang lebih serius.

Saran Ahli untuk Mengelola Tidur Siang (jika ingin mengurangi ketergantungan):

  • Prioritaskan Kualitas Tidur Malam: Pastikan Anda memiliki jadwal tidur malam yang teratur dan lingkungan tidur yang optimal (gelap, tenang, sejuk).
  • Tetapkan Jadwal Tidur yang Konsisten: Usahakan tidur dan bangun di waktu yang sama setiap hari, bahkan di akhir pekan, untuk melatih ritme sirkadian tubuh.
  • Kelola Paparan Cahaya: Paparkan diri pada cahaya terang di pagi hari dan batasi paparan cahaya biru (dari gadget) di malam hari.
  • Diet dan Olahraga: Pola makan sehat dan olahraga teratur dapat meningkatkan energi dan kualitas tidur malam.
  • Hindari Stimulan Sore Hari: Batasi asupan kafein dan nikotin di sore atau malam hari.

Penting untuk mendengarkan tubuh Anda. Tidur siang bisa menjadi berkat, tapi juga bisa menjadi petunjuk penting tentang kesehatan yang perlu perhatian serius.

Penulis

Related Articles

Back to top button