Aktifkan notifikasi untuk dapat update setiap hari!

Kesehatan

Telapak Tangan Basah Ternyata Bukan Gejala Penyakit Jantung! Simak Mitos yang Harus Diketahui

Wamanews.id, 19 Februari 2025 – Penyakit jantung koroner seringkali dikelilingi oleh banyak mitos yang membingungkan masyarakat. Salah satu mitos yang banyak beredar adalah mengenai telapak tangan yang sering basah atau berair, yang dianggap sebagai gejala awal dari penyakit jantung. Namun, menurut dokter jantung dari Rumah Sakit Harapan Kita, dr. Vidya Gilang Rejeki, Sp.JP(K), mitos ini tidak benar sama sekali.

“Ini mitos bahwa telapak tangan sering berair menandakan penyakit jantung. Awalnya mungkin dulu pasien ketika didiagnosis penyakit jantung koroner selalu mengalami tangan berair, tapi ternyata pasien tersebut memiliki hipertiroid,” jelas dr. Vidya dalam siaran YouTube resmi Rumah Sakit Jantung dan Pembuluh Darah Harapan Kita, Selasa (18/2/2025).

Mitos lain yang juga sering muncul adalah anggapan bahwa penderita penyakit jantung koroner sebaiknya tidak berolahraga. Padahal, menurut dr. Vienna Rossimarina, Sp.JP(K), olahraga justru dianjurkan bagi penderita yang sudah stabil setelah menjalani prosedur medis seperti pemasangan ring atau operasi bypass.

“Penderita jantung koroner yang sudah stabil, dalam artian sudah pasang ring atau operasi bypass, sebetulnya mereka harus berolahraga. Ini untuk mencegah agar tidak terjadi kekambuhan dalam bentuk plak koroner,” ungkap dr. Vienna. Oleh karena itu, penderita penyakit jantung koroner sebaiknya berkonsultasi dengan dokter untuk mengetahui jenis olahraga yang tepat dan aman.

Dengan memberikan program latihan yang sesuai, penderita jantung koroner diharapkan dapat mengelola penyakit mereka dengan lebih baik, meningkatkan kapasitas fisik, serta mengurangi risiko serangan jantung di masa depan. Olahraga yang tepat dapat meningkatkan kualitas hidup penderita dan menurunkan risiko komplikasi lebih lanjut.

Selain itu, mitos lainnya yang berkembang adalah mengenai pijat tradisional. Banyak orang percaya bahwa pijat bisa membantu meredakan gejala penyakit jantung. Namun, menurut dr. Vienna, hal tersebut justru dapat berbahaya bagi penderita penyakit jantung koroner.

“Pijat pada penderita jantung koroner tidak disarankan karena dapat membuat plak atau gumpalan pindah ke pembuluh darah lain dan menyumbat ke paru-paru. Jadi harus hati-hati saat melakukan pijat tradisional, pastikan pembuluh darah masih bagus dan juga tidak boleh keras pijatannya,” jelas dr. Vienna.

Mitos terakhir yang banyak dipercayai adalah bahwa mengonsumsi obat jantung dapat menyembuhkan penyakit jantung tanpa perlu perubahan gaya hidup. Padahal, dokter menegaskan bahwa obat tidak dapat menggantikan perubahan gaya hidup yang sehat.

“Obat itu tidak dapat menggantikan perubahan gaya hidup. Jadi, selain mengonsumsi obat, pasien dengan penyakit jantung koroner harus memerhatikan gaya hidupnya, mulai dari pola makan seimbang, olahraga rutin, hingga mengontrol faktor risiko seperti diabetes dan hipertensi,” tutup dr. Vienna.

Dengan informasi ini, diharapkan masyarakat lebih bijak dalam memahami penyakit jantung koroner dan menghindari mitos yang dapat membahayakan kesehatan. Selalu konsultasikan dengan dokter sebelum mengambil keputusan terkait gaya hidup atau pengobatan penyakit jantung.

Penulis

Related Articles

Back to top button